Home

Monday, November 9, 2015

Waduh, Kutub Magnet Bumi 'Mulai Berpindah' Arah Kata NASA Bencana Buat Manusia

Para ilmuwan Nasa memperkirakan Bumi akan kehilangan kekuatannya untuk menahan radiasi matahari hingga 200 tahun ke depan.

sumber gambar
Kehilangan daya tangkal bumi atas radiasi matahari akan menyebabkan bencana untuk manusia. Kanker kulit adalah resiko terbesar, dan tidak ada lagi yang namanya alat komunikasi elektronik karena sudah pasti akan mati.

Peringatan dari NASA bahwa kita akan menghadapi sebuah kejadian luar biasa dimana kompas akan menunjuk arah selatan jika kutub magnet bumi bergeser.

Menurut para peneliti iklim, mereka percaya bahwa kita sedang akan menghadapi situasi pembalikan kutub bumi, dimana menurut mereka kejadian seperti ini pernah terjadi sebelumnya sehingga memusnahkan spesies Neanderthal.

Kepala Investigasi MAVEN di Universitas Colorado, Bruce Jakosky mengatakan bahwa ketika perpindahan terjadi, medan magnet bumi yang mencegah radiasi berbahaya matahari dapat ditembus, dan akan netral kembali sekitar 200 tahun kemudian.

Dia juga mengungkapkan detail sejarah tentang bagaimana planet Mars kehilangan 99% atmosfir dan laut yang mana bisa menjadi tempat untuk hidup.

Jakosky juga menjelaskan bahwa Mars telah dihancurkan oleh "angin" dari matahari, yang mengakibatkan terlepasnya atmosfir Mars sejak jutaan tahun lalu dimulai sejak sistem tata surya kita terbentuk.
Dia menjelaskan "Ketika terjadi pergeseran kutub, maka bumi tidak akan memiliki medan magnet selama 200 tahun".

Selama dalam keadaan kehilangan magnet bumi itu, ledakan yang terjadi pada matahari akan langsung menyapu bersih atmosfir kita sama seperti yang terjadi pada Mars jutaan tahun lalu.

Tetapi dia menambahkan bahwa dalam jangka waktu 200 tahun itu tidak cukup lama bagi matahari untuk mengurangi atmosfir kehidupan bumi secara signifikan dan mematikan kehidupan.

Michael Myer, pimpinan ilmuwan untuk misi di Mars milik NASA menambahkan bahwa matahari pada tahap-tahap awal memiliki kekuatan yang cukup besar pada tata surya kita sehingga Mars dapat kehilangan atmosfirnya karena ledakan matahari dan walaupun kejadian itu telah terjadi sekitar jutaan tahun yang lalu Mars saat ini setidaknya masih memiliki 1 persen atmosfir yang bertahan.

Walaupun demikian, para ilmuwan mengakui bahwa 200 tahun tanpa magnet bumi yang melindungi bumi dari badai matahari yang seperti saat ini efeknya bisa kita lihat di langit utara bumi dengan cahaya aurora disana, akan langsung berimplikasi terhadap manusia.

Perlu diketahui bahwa tameng magnetik bumi adalah sistem pertahanan pertama kita melawan bahayanya sinar UV, dan dengan menipisnya atmosfir akan meningkatkan resiko kanker kulit.

Tanpa medan magnet, atau secara signifikan berkurang satu, akan menghancurkan fasilitas komunikasi global kita, pembangkit listrik, bahkan menyebabkan kebakaran dan kebrutalan sosial di jalanan. Ini menurut beberapa peneliti.


Bahkan ada prediksi bahwa perpindahan kutub bumi dari utara ke selatan juga akan menggeser benua yang akan memicu gempa bumi besar, perubahan besar pada iklim, kepunahan dan kehancuran global.

Para geologis telah mengatakan bahwa pergeseran ini telah terjadi beberapa kali dalam sejarah bumi, dimana yang terakhir terjadi sekitar 780.000 tahun yang lalu selama Jaman Batu.

Alan Thompson, seorang kepala geomagnetism di British Geological Survey berkata bahwa selama pembalikan kutub bumi yang terjadi sebelumnya : "terjadinya pergeseran benua atau pergeseran planet lain-bencana besar pasti terjadi, seperti yang ditemukan oleh ilmuwan geologi dari fosil dan bukti-bukti lain".

Disamping gempa bumi yang terjadi, disitu ada bukti sains bahwa kita sedang menghadapi pembalikan-yang bisa saja kurang dari 1.000 tahun lagi medan magnet bumi melemah dan meninggalkan kita terpapar pasrah dibawah terpaan badai matahari ketika X-ray dari matahari menuju langsung ke bumi kita.


Pada musim gugur dilaporkan oleh express.co.uk bahwa ada ketakutan jika terjadi lagi ledakan matahari besar yang menyebabkan kerusakan seperti yang pernah terjadi pada jaman Victoria, triliunan kerugian akan terjadi dibidang ekonomi jika sistem komunikasi global mati.

Perubahan yang terjadi dan paling dramatis ketika kutub bumi berpindah adalah penurunan secara total intensitas medan magnet bumi.


Jean-Pierre Valet, yang memimpin riset tentang perpindahan geomeganetic di Institute of Earth Physics, "tetapi diterima secara sains, medan magnet luar bumi kita memang semakin lemah sejak kurang lebih 160 tahun belakangan ini dan ini dipercaya bisa jadi berarti kita sedang menghadapi perpindahan kutub bumi selanjutnya, yang bisa terjadi kapan saja antara 1.000 sampai 10.000 tahun sampai selesai.

Ahli Geologi memiliki catatan bahwa perpindahan kutub bumi sudah terjadi sebanyak ratusan kali dalam sejarah bumi.


Ini disebabkan oleh patch dari besi atom didalam inti cairan luar terbalik-berpindah, dimana mereka sebagai magnet kecil berorientasi diarah berlawanan kepada yang lain yang ada disekeliling mereka.

Jika ion terbalik ini mencapai tahap dimana mereka mengeluarkan tenaga kepada yang lain, magnet bumi secara keseluruhan akan berpindah tempat.

Jean-Pierre Valet mengatakan :"Perubahan yang paling dramatis yang akan terjadi ketika kutub berpindah adalah penurunan intensitas yang sangat besar pada medan magnet".

Monika Korte, Direktuk Ilmuwan dari Niemegk Geomagnetic Observatory pada GFZ Potsdam di Jerman, mengatakan : "Ini bukan tiba-tiba berubah, tetapi sebuah proses secara perlahan, dari yang tadinya medan magnet sangat kuat menjadi lemah, juga memungkinkan medan magnet akan menjadi sangat kompleks dan mungkin akan tercipta lebih dari dua kutub untuk sementara waktu, dan kemudian terbangun kembali kekuatan kutub yang baru dan berpindah pada posisi yang berlawanan".

Ketika medan magnet menjadi lemah, apa yang kita lakukan yaitu seperti yang harus terus kita lakukan ketika pada saat kita memiliki beresiko ketika terkena paparan sinar matahari.

John Tarduno professor dari geophysics di University of Rochester berkata : Coronal mass ejections (CMEs), kadang-kadang terjadi di matahari, dan kadang menyembur langsung ke arah bumi. Beberapa partikel yang berhubungan dengan CMEs saat ini dapat di tahan oleh medan magnet bumi. Dengan lemahnya magnet bumi, maka pelindung ini tidak efisien lagi".

Para pakar yang lain tidak yakin bahwa ada hubungan antara pembalikan kutub dengan kepunahan spesies, "Bahkan jika medan magnet semakin lemah, di permukaan bumi kita masih bisa terlindungi dari rasiasi oleh atmosfer kita.
 
Sama seperti ketika kita tidak mampu melihat atau merasakan kehadiran geomagnetic saat ini, seperti itu juga kita tidak akan melihat adanya perubahan yang signifikan dari terbaliknya kutub bumi", kata Ms Korte.

Satu hal lagi yang jelas tentang perpindahan kutub ini, yaitu akan terjadi hanya pada tingkatan tertentu dan ketika medan magnet bumi telah benar-benar lemah.

Disini dipercaya tumbuhnya patch dari Perpindahan-Perubahan pada cairan inti dibawah Brazil dan Atlantik selatan adalah yang bertanggungjawab atas hal ini.

Mr Tarduno, berkata : "Hal ini (masalah ini) telah menurun selama kurang lebih 160 tahun lalu dari tingkat yang mengkhawatirkan, sehingga mengarahkan kita pada beberapa spekulasi bahwa kita sedang menghadapi pengalihan kutub bumi".


Nah, bagaimana menurut sobat?




Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment

Terima kasih untuk komentar yang baik dan sopan

Share

Widgets